JAKARTA - Direktur Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin mengimbau kepada pemerintah untuk segera menghapus bahan bakar minyak (BBM) oktan 88 di Indonesia. Menurutnya hal tersebut akan berbahaya bagi lingkungan lantaran menimbulkan terjadinya pencemaran udara.
“Sekitar tahun 2002, kami menyampaikan kepada pemerintah agar mengambil langkah-langkah konkret dalam rangka mengendalikan pencemaran udara. Misalnya menghapuskan Premium (RON 88),” bebernya saat menjadi pembicara dengan tema Mendorong Kota Bandung Terapkan Wisata yang Ramah Lingkungan dengan BBM Berkualitas, pada Jumat, 4 September 2020.
Ahmad juga menyarankan kepada para pembuat kebijakan menggunakan bahan bakar dengan RON minimal 92 di Indonesia. “Sesungguhnya kita tidak memerlukan lagi bensin dengan RON dibawah 91 dan bbm yang kadar belerangnya lebih dari 500 ppm,” kata dia menambahkan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Muhammad Ibnu Fajar mengungkapkan, untuk mengganti bahan bakar RON 88 dan segera beralih ke BBM berkualitas. “Kalau bicara BBM ramah lingkungan, saya setuju 100 persen (mengganti ke BBM RON minimal 92),” singkatnya.
Kalaupun tetap diproduksi, lanjut Ibnu, BBM RON 88 disalurkan pada daerah-daerah yang benar-benar membutuhkan, seperti daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) di Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Pjs. Sales Area Manager Retail Bandung Marketing Operation Region (MOR) III Pertamina Aris Irmi menyatakan, Pertamina sepenuhnya siap mengimplementasikan BBM berkualitas dan ramah lingkungan di Tanah Air.
“Pertamina siap terkait dengan adanya program BBM ramah lingkungan dan BBM yang sesuai dan berkualitas,” tegas Aris.
“Pertamina selalu memberikan produk yang kualitasnya sudah terjamin dengan harga yang affordable dan kompetitif,” sambungnya.
Ragam cara dilakukan Pertamina guna mengajak konsumen untuk move on ke BBM berkualitas. Salah satunya meningkatkan literasi kepada seluruh masyarakat tentang manfaat penggunaan BBM berkualitas baik bagi lingkungan maupun kendaraan.
Selain itu, masih menurut Aris, Pertamina juga secara masif meluncurkan program-program promosi. “Contohnya di bulan ini, kami ada cashback 30 persen menggunakan (aplikasi) MyPertamina,” kata dia menambahkan.
Sementara itu Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi berharap agar pemerintah konsisten tentang BBM berkualitas, termasuk menerapkan aturan yang mengatur hal tersebut.
“Kedepan, mau tidak mau kita harus konsisten dengan itu. Apalagi Presiden Jokowi mencanangkan pengurangan emisi gas buang sampai 29 persen atau bahkan 40 persen dengan bantuan internasional,” tutup Tulus. *STK/Foto: TA/HM