JAKARTA - Masa lalu adalah istilah yang digunakan untuk peristiwa yang berkaitan dengan waktu lampau, sekarang, dan masa depan. Jika dihubungkan dengan faktor psikologis, akan berkaitan dengan perasaaan atau emosi yang diakses melalui ingatan.
Menurut dr. Endah Ronawulan Sp.KJ Psikiater Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) saat diwawancarai Energia secara daring pada 21 Agustus 2021, masa lalu merupakan refleksi diri yang adaptif. Ciri-cirinya adalah recall atau reminasi yang akan membuat seseorang terus menerus memikirkan masa lalu yang traumatis, sehingga memicu kondisi mental tertekan dan mengakibatkan stres.
Lebih lanjut Endah menjelaskan, “Alasan yang membuat orang sulit melupakan masa lalu adalah pertama trauma, mengakibatkan adanya kilas balik atau recallation mengacu pada kecenderungan memikirkan berulang kali. Faktor situasional konsekuensi dari pengalaman emosi negatif. Kedua, karena adanya kegagalan, guilty feeling seseorang, rasa bersalah karena hasil yang tidak diharapkan belum selesai atau tidak sesuai.”
Ketiga, karena kebutuhan akan kepastian. Melepas masa lalu juga berarti melangkah dengan masa depan yang tidak diketahui secara pasti. Alasan ini mengapa orang sulit belajar melepas masa lalu, berkaitan dengan cara menghubungkan emosi dan informasi.
Menurut riset American Psychiatric Association pada tahun 2018 menunjukan sepanjang 2,5 tahun sebanyak 137 orang mengalami depresi akibat gagal move on. Selain depresi, dampak dari gagal move on ialah stress akut, post trauma stress disorder, anxiety, dan kecenderungan untuk mengkonsumsi alkohol, bahkan sebagian lagi ingin bunuh diri.
Menurut Endah, cara untuk merdeka dari masa lalu ialah dengan tidak berusaha melupakannya. Kita harus memahami bahwa konsep utama dari move on adalah berdamai dengan semua kenangan dan ingatan yang terjadi.
“Melepaskan masa lalu, lepaskan harapan kita yang tidak rasional dan tidak real, ini cara yang pertama. Kita bisa melupakan masa lalu dengan menerima. Tidak seorang pun ingin terlihat lemah. Ambil pelajaran dari masa lalu. Merasa sedih dan marah dengan masa lalu itu wajar, karena ini merupakan proses transisi melewatkan. Setelah berhasil melewatinya perlahan bisa lebih menerima merelakan dan mengambil pejalaran dari masa lalu, yakini semua hal dari masa lalu memberi pelajaran sehingga kita tidak lagi merasa sakit mengingatnya,” paparnya.
Setelah berhasil menerima dan mengambil pelajaran dari masa lalu, langkah selanjutnya ialah memaafkan. “Cobalah memaafkan mungkin tidak bisa sepenuhnya langsung dapat memaafkanya tapi sudah mampu belajar ini adalah proses move on sesungguhnya, memaafkan mereka yang bersalah pada Anda, termasuk diri sendiri,” ujar Endah.
Langkah selanjutnya ialah siap membuka diri. Terikat pada masa lalu membuat rasa takut sehingga membatasi kemampuan hidup Anda di masa kini. Mulailah membuat kenangan baru yang positif untuk menggantikan kenangan negatif dari masa lalu. *IN