JAKARTA -- Pertamina melalui fungsi Investor Relation, Direktorat Keuangan menyelenggarakan kegiatan Executive Briefing Pertamina Bersama BNEF, di Executive Lounge, Grha Pertamina, Jumat, 8 November 2024.
Kegiatan ini dihadiri oleh SVP Corporate Finance Pertamina, Bagus Agung Rahadiansyah serta jajaran direksi dan manajemen Subholding Refining & Petrochemical (R&P), Subholding Integrated Marine Logistic (IML), dan Subholding Pertamina New Renewable Energy (PNRE).
Executive Briefing ini menghadirkan pembicara dari BloombergNEF (New Energy Finance), David Doherty, BNEF Head of Oil and Renewable Fuels Research, dan Mark Wehling, Co-Head of APAC Commercial, Director of BNEF Academy.
BNEF merupakan lembaga internasional terkemuka, penyedia layanan dan analisa penelitian strategis yang mencakup komunitas pasar komoditas global dan teknologi disruptif yang mendorong transisi menuju perekonomian rendah karbon.
Terdapat tiga aspek yang dibahas dalam kegiatan ini, mulai dari bagaimana shifting oil demand sampai dengan hal apa saja yang mendorong terjadinya hal tersebut. Aspek lainnya adalah bagaimana industri saat ini terus tumbuh dan beralih ke Energi Baru (New Energies).
Menurut, VP Investor Relations Pertamina, Jufferson Victor Mangempis, Executive Briefing dilakukan dengan BNEF karena mereka telah cukup lama menjadi mitra Pertamina. Selain itu, hingga saat ini BNEF dinilai telah banyak melakukan research yang berisi informasi yang dinilai bermanfaat bagi perkembangan bisnis perusahaan, khususnya terkait bisnis di tiga Subholding Pertamina, yaitu Refining & Petrochemical (R&P), Integrated Marine Logistic (IML), dan Pertamina New Renewable Energy (PNRE).
"Di tengah kondisi dunia global yang anomali saat ini, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana update informasi, di jajaran level Direksi Subholding. Tentunya agar para pimpinan level tertinggi, semakin peduli, semakin update, serta memiliki informasi data yang akurat dalam proses pengambilan keputusan bisnis yang tepat. Hal ini juga merupakan wujud upaya perusahaan, dalam rangka memenuhi kebutuhan energi nasional, dan terciptanya swasembada energi, seperti yang saat ini tengah dicanangkan Pemerintah Republik Indonesia", ungkapnya.
Di kesempatan yang sama, SVP Corporate Finance Pertamina, Bagus Agung Rahadiansyah menyampaikan, saat ini Pertamina memiliki Dual Growth Strategy, yakni meningkatkan bisnis existing untuk menjamin ketahanan energi nasional dan pada saat yang sama mengembangkan bisnis rendah karbon.
"Terkait hal tersebut diskusi yang dilakukan dengan narasumber diharapkan lebih terfokus pada aspek-aspek terkait bisnis Pertamina mulai dari bisnis kilang, perkapalan serta pengembangan bisnis energi baru dan terbarukan. Kehadiran para pembicara, sangat penting dan berarti, agar hasil diskusi ini dapat digunakan, diadopsi dan bermanfaat bagi perusahaan," ujarnya.
Sementara menurut, Mark Wehling, Co-Head of APAC Commercial, Director of BNEF Academy, proses transisi energi saat ini tidaklah mudah dan hal itu dikarenakan selain melakukan transisi energi, masih ada perusahaan yang juga memiliki existing bisnis lain yang dimiliki dan harus dijalankan, seperti halnya yang dilakukan Pertamina saat ini.
"Dalam prosesnya, ada banyak aspek yang harus menjadi perhatian, mulai dari aspek legal, market, hingga teknologi. Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami menghadirkan sejumlah analisis sebagai landasan untuk menavigasi risiko juga peluang dalam proses transisi energi saat ini," pungkasnya.*RIN