PT Pertamina (Persero) genap berusia 63 tahun pada 10 Desember 2020 ini. Selama 63 tahun, Pertamina konsisten memberikan manfaat dalam upaya wewujudkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi serta memajukan dan menjaga keberlangsungan bangsa dalam jangka panjang untuk menuju kehidupan Indonesia yang lebih baik.
Pada masa pandemi Covid-19 sekarang ini, Pertamina juga terus memberikan sumbangsihnya pada bangsa dan negara.
Berikut 10 bakti Pertamina untuk negeri hingga usianya memasuki 63 tahun.
Pertama, menjalankan program mandatori energi. Dengan keterbatasan mobilitas saat pandemi Covid-19, Pertamina tetap berdedikasi tinggi menjalankan program mandatori Pemerintah dengan menyalurkan BBM dan LPG subsidi di seluruh Indonesia, termasuk 243 titik BBM 1 Harga di daerah 3T untuk Energi Berkeadilan.
Kemudian, sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo, Pertamina memastikan Biodiesel B30 terlaksana sejak akhir 2019, sehingga berhasil menurunkan impor Solar senilai USD 1,6 miliar/tahun dan membantu mengurangi defisit neraca perdagangan Indonesia.
“Implementasi B30 akan berdampak pada pengurangan impor BBM. Kita adalah negara penghasil sawit terbesar di dunia. Kita punya sumber bahan nabati sebagai pengganti solar. Kita manfaatkan untuk kemandirian energi nasional. Penggunaan B30 untuk pengurangan impor BBM harus serius dijalankan karena dapat menghemat devisa lebih dari Rp 63 triliun. Besar sekali,” kata Presiden Joko Widodo.
Untuk memenuhi kebutuhan gas, jaringan gas Pertamina saat ini telah menjangkau lebih dari 500.000 Sambungan Rumah Tangga.
Program Konversi BBM ke LPG juga terus dilakukan melalui 25.000 paket conversion kit nelayan per tahun di 17 provinsi dan 10.000 paket conversion kit petani per tahun di 6 provinsi.
Bakti Pertamina berikutnya menggerakkan perekonomian dan industri. Pertamina telah menciptakan lapangan kerja dan keberlangsungan hidup jutaan masyarakat di ekosistem Pertamina dan nyata berkomitmen menggandeng industri dalam negeri di seluruh proyek.
Saat ini, tercatat sekitar 1,2 juta tenaga kerja langsung yang bekerja pada masa pandemi, dengan multiplier effect tidak langsung kepada sekitar 20 juta orang.
Pertamina juga berkomitmen menjalankan Proyek Strategis Nasional: pengembangan kilang existing di Balikpapan, Balongan, Cilacap dan Dumai, Pembangungan kilang baru Tuban, industri petrokimia
Balongan & TPPI, proyek Gas Processing Facility Jambaran Tiung Biru, dan pembangunan tangki penyimpanan BBM & LPG.
Pertamina Group juga telah mewujudkan 45% rata-rata tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dalam periode 2017-2019.
Di samping juga, Pertamina melakukan sinergi dengan unsur pemerintah dan banyak BUMN serta swasta.
Bakti ketiga adalah adalah Pertamina adalah memantapkan langkah menjadi Global Energy Company. Pertamina menyempurnakan diri sebagai holding migas dan bertransformasi untuk bergerak lebih lincah, cepat, dan fokus mencapai visi ke depan.
Untuk mewujudkan itu, Pertamina sudah membentuk 5 subholding yakni Upstream, Gas, Refinery & Petrochemical, Commercial & Trading, dan Power & NRE, serta satu Shipping Company.
Pertamina juga konsisten mempersiapkan calon pemimpin masa depan melalui berbagai program strategis antara lain Trailblazer dan Catalyser yang telah mendapatkan pengakuan internasional dan Prime untuk mempersiapkan BOD serta beragam capability development programs antara lain GM Academy dan Megaproject Academy.
Bakti keempat adalah meningkatkan ketahanan energi. Pertamina terus berkomitmen menjamin ketahanan dan ketersediaan energi nasional.
Saat ini, tingkat produksi migas domestik dan internasional Pertamina tercatat mencapai 862 MBOEPD.
Pertamina juga telah melakukan survei seismik 2D seluas 31.153 km2 atau menjadi yang terbesar di Asia Pasifik dan Australia dalam 10 tahun terakhir ini, sebagai upaya menemukan giant discovery migas di Indonesia. Tahun ini, Pertamina juga mendapat tambahan contingent resources migas baru sebesar 133 MMBOE dari pengeboran sumur eksplorasi Wolai-2 dan Akasia Prima-1 serta reassessment lapangan yang sudah ada.
Selain itu, Pertamina juga menambah kapasitas tangki timbun BBM dan Avtur sebesar 148 ribu KL di wilayah Indonesia timur.
Selanjutnya, Proyek Langit Biru Cilacap beroperasi sejak Juli 2019, sehingga berhasil menurunkan impor Pertamax sebanyak 668.000 barel per bulan (setara USD 700 juta/tahun).
Kelima, adalah menjamin akses energi dan memprioritaskan pelayanan prima. Pertamina memastikan produk BBM dan gas dapat dinikmati rakyat Indonesia dengan pelayanan berkualitas. Dimulai dari pengelolaan stok nasional yang baik didukung pemanfaatan time to buy yang tepat dan efisien. Kemudian, memastikan rantai suplai berjalan lancar yang didukung 270 unit tanker, termasuk 2 unit kapal VLCC 300.000 DWT baru untuk mengangkut minyak mentah, 118 depot dan 7.000 mobil tangki.
Saat ini, Pertamina melakukan distribusi energi melalui lebih dari 7.000 SPBU dan 188 ribu pangkalan LPG. Untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan kemandirian desa, saat ini sebanyak 2.192 unit Pertashop telah beroperasi.
Dalam rangka memperkuat layanan, kini 5.518 SPBU telah terdigitalisasi dan lebih dari 6 juta pengguna MyPertamina serta 5.930 kecamatan terjangkau layanan Pertamina Delivery Service yang dilayani melalui Pertamina Call Center 135 yang telah mendapat pengakuan dunia.
Bakti keenam, mengembangkan potensi nasional untuk kedaulatan energi nasional. Pertamina mengoptimalkan sumber daya alam lokal yang besar dan mendorong kemakmuran masyarakat sekitar.
Pertamina telah sukses memproduksi 1.000 barel/hari Green Diesel (D100) di Kilang Dumai dan berhasil melakukan uji coba Green Gasoline di Plaju dan Cilacap. Selain itu, ada sebanyak 14 wilayah kerja geothermal dengan kapasitas terpasang 672 MW own operation dan 1.205 MW joint operation contract (JOC).
Portofolio energi bersih Pertamina lainnya antara lain proyek pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) yang berasal dari pengolahan limbah kelapa sawit dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di area kilang dan SPBU Pertamina.
Kemudian, Pertamina juga ikut mengupayakan coal gasification menjadi DME sebagai substitusi LPG untuk mengurangi impor dan rencana mengembangkan Industri Baterai untuk Electric Vehicles (EV) bersama konsorsium BUMN.
Ketujuh, Pertamina adalah memberikan kontribusi terbaik untuk Negara. Pertamina terus berkontribusi nyata memperkuat APBN untuk pembangunan Indonesia, meski tantangan pandemi menekan kinerja keuangan.
Per Oktober 2020, Pertamina menyetor Rp104 triliun ke negara dalam bentuk pajak, dividen dan PNBP. Pertamina juga optimis akhir 2020 akan menghasilkan laba bersih sekitar USD 800 juta dan EBITDA sekitar USD 7 miliar.
Di sisi lain, tiga lembaga pemeringkat internasional kembali menetapkan Pertamina pada peringkat investment grade yakni "Baa2" dari Moody’s serta "BBB" dari Fitch dan S&P.
Bakti kedelapan, meningkatkan transparansi dan menjunjung tinggi tata kelola. Pertamina berupaya meningkatkan keterbukaan informasi kepada masyarakat dan memastikan pengelolaan perusahaan dijalankan secara profesional.
Sejumlah upaya yang dilakukan Pertamina adalah memberikan akses beragam informasi melalui website Pertamina, termasuk e-PPID dan menerapkan Pertamina Clean yakni No Bribery, No Kickback, No Gift, dan No Luxurious.
Bekerja sama dengan berbagai lembaga antara lain: KPK, PPATK, Kejaksaan Agung, Kepolisian RI.
Selain itu, mengimplementasikan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) dan menginternalisasikan budaya AHKLAK sebagai core values perusahaan.
Bakti Pertamina kesembilan adalah memastikan keberlangsungan lingkungan dan pengembangan masyarakat. Pertamina terdepan dalam menerapkan prinsip pengelolaan bisnis yang ramah lingkungan dan memperhatikan pengembangan masyarakat.
Pada 2019, Pertamina meraih 89 penghargaan Emas dan Hijau dari Program Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) Nasional.
Lalu, ada 64.000 UMKM bergabung menjadi mitra binaan sejak 1993; menyalurkan dana program kemitraan UMKM Rp 443 miliar pada 2020; dan 1.780 produk UMKM tersedia di pameran virtual dan marketplace Pertamina SMEXPO 2020 serta lebih dari 150 pelatihan untuk usaha kecil naik kelas dengan keikutsertaan lebih dari 9.000 UMKM.
“Walaupun Pertamina juga terdampak Covid-19, kita tetap harus dapat menyebarkan energi kepada yang lain agar semuanya bisa survive. Jadi, Pertamina harus survive, industri nasional harus survive, masyarakat juga harus survive. Inilah cara kita memulihkan bangsa,”jelas Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina.
Bakti kesepuluh membantu penanganan pandemi. Pertamina sigap membantu pemerintah dalam penanganan dampak pandemi Covid-19, terutama di sektor kesehatan.
Bantuan Pertamina tersebut di antaranya, mengalihfungsikan aset berupa hotel, perkantoran, dan wisma sebagai safe house pasien Covid-19; membangun RS Darurat khusus Covid-19 dengan kapasitas hampir 500 bed di lapangan bola Simprug dan di tempat parkir Hotel Patra Comfort Jakarta termasuk penetapan 8 Rumah Sakit Pertamina di berbagai wilayah operasi menjadi RS Rujukan Covid-19
Pertamina Group juga berkontribusi lebih dari Rp1,7 triliun dalam penanganan dampak Covid-19, termasuk bantuan ventilator, masker, APD, dan vitamin untuk tenaga medis dan masyarakat.