Jakarta, 21 September 2021 – Jumlah mitra binaan PT Pertamina (Persero) yang dinyatakan naik kelas semakin bertambah banyak. Bahkan, dalam 3 tahun terakhir jumlahnya menyentuh angka lebih dari 6.700 UMK naik kelas. Semua ini tidak terlepas dari program-program strategis yang telah disusun Pertamina melalui Program Pendanaan UMK (PUMK) untuk mendorong para mitra binaan menjadi UMK naik kelas.
Pjs. Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan, saat ini Pertamina memiliki 9 (sembilan) program unggulan untuk pemberdayaan UMK guna mendorong untuk naik kelas. “Para mitra binaan akan dibina menjadi UMK Go Modern, Go Digital, Go Online, atau Go Global disesuaikan dengan kondisi usahanya berdasarkan hasil kurasi,” jelasnya.
Lebih rinci, Fajriyah menjelaskan, menjelang akhir trimester ketiga tahun 2021 ini terdapat 44 UMK naik kelas. Ditambah dengan sebanyak 120 peserta UMK Academy tahun 2021 di mana program ini merupakan program akselerasi bagi UMK agar naik kelas. Sedangkan pada tahun 2020 lalu terdapat 795 UMK naik kelas dan tahun 2019 sebanyak 535 UMK naik kelas. Sehingga total mitra binaan PUMK naik kelas sebanyak 1.886 UMK.
Kemudian, jumlah ini juga ditambah dengan mitra binaan Rumah BUMN yang dikelola Pertamina. Yakni kolaborasi antara Pertamina dan Kementerian BUMN untuk membangun sebuah tempat bersama untuk berkumpul, belajar, dan membina para pelaku UMK di 30 titik di wilayah Indonesia. Dari total 9.550 mitra binaan RB, sebanyak 50,7% atau 4.845 mitra binaan dinyatakan menjadi UMK naik kelas.
Seluruh UMK tersebut, lanjut Fajriyah, dinyatakan naik kelas setelah memenuhi beberapa kriteria UMK naik kelas. Seperti mengalami peningkatan omzet, kapasitas produksi, jumlah pekerja, penambahan sertifikasi dan izin usaha, perluasan pemasaran, hingga pelibatan masyarakat sekitar atau sociopreneur dalam ekosistem usaha.
Salah satu mitra binaan yang dinyatakan menjadi UMK naik kelas adalah Ratna Indrawati. Pemilik usaha Ratna Artshop yang memproduksi aneka kerajinan rotan ketak di Bali dan Nusa Tenggara Barat ini mengalami peningkatan jumlah omzet dibandingkan sebelum menjadi binaan Pertamina. “Sebelum jadi mitra binaan Pertamina, omzet berkisar Rp 40 juta per bulan. Saat ini bisa mencapai Rp 90 juta setiap bulan,” ujar Ratna.
Selain itu juga ada Suwono, salah satu binaan RB Mojokerto, pemilik UMK Kusen Tiga Putri turut berbahagia bisa menjual produk furniturnya hingga ke Korea Selatan. Pencapaian itu pun dia gunakan untuk terus meningkatkan standar mutu dan kualitas produk yang diproduksinya. “Semoga kedepan kami terus bisa mengekspor produk ke luar negeri dan berkembang ke negara lain,” katanya.
Menurut Fajriyah, melalui Program PUMK, Pertamina ingin senantiasa menghadirkan energi yang dapat menggerakkan roda ekonomi. Energi yang menjadi bahan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan.
Pertamina juga senantiasa mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) melalui implementasi program-program berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh wilayah operasionalnya. Hal ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Lingkungan dan Sosial (TJSL), demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat.**