Jakarta, 2 September 2020 – PT Pertamina EP, sebagai anak perusahaan PT Pertamina (Persero) sekaligus Kontraktor Kontrak Kerja Sama di bawah pengawasan SKK Migas, ditengah pandemic COVID-19, selain berusaha memenuhi target pencapaian produksi migas sesuai ketetapan pemerintah, juga berupaya meningkatkan cadangan migas untuk kelangsungan ketahanan energy nasional. Salah satu upayanya adalah percepatan penemuan cadangan baru di Area Eksplorasi Kalimantan.
Novy Hendri, VP Exploration Planning & Operation Pertamina EP dalam keterangannya menjelaskan bahwa Pertamina EP melakukan Strategi Growth Resource to Production Ratio, yaitu cara untuk meningkatkan ratio antara minyak atau gas yang diproduksikan dengan temuan cadangan yang baru. Secara hitungan, apabila memproduksi 1 MMBOE maka minimal harus menemukan cadangan dengan volume 3 MMBOE. Hal ini agar Pertamina EP dapat tumbuh maka diperlukan dua sampai tiga kali penemuan cadangan migas dibandingkan produksi migas.
Dalam melaksanakan strategi ini, PT. Pertamina EP melakukan survei seismik 2D Sangatta Batu Utak dan survei Seismik 2D Tanjung Barat. Survei seismik 2D Sangatta Batu Utak sepanjang 963 KM ini terletak di Blok Sangatta Batu Utak, Kalimantan Timur. Sementara Seismik 2D Tanjung Barat sepanjang 923 KM ini terletak di Blok Tanjung Raya I, meliputi 2 Provinsi yaitu Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Novy Hendri mengungkapkan Survei Seismik 2D Sangatta Batu Utak dilakukan untuk membuktikan keberadaan hidrokarbon pada lapisan batuan berumur Paleogene sebagai "New Potential Play" di sebelah barat laut Lapangan Sangatta. Sementara itu, survei seismik 2D Tanjung Barat dilakukan untuk membuktikan keberadaan hidrokarbon pada Formasi Tanjung, Berai dan Warukin. Survei 2D Tanjung Barat ini diharapkan dapat membuka peluang Eksplorasi di area yg baru yaitu Area Tanjung Barat.
Kedua program survei seismik ini ditargetkan dapat diselesaikan pada kuartal kedua tahun 2021, dengan target akuisisi data seismik pada RKAP tahun 2020 sepanjang 690 km.
"Dengan kondisi pandemi covid-19 serta tantangan operasi survei seperti area rawa-sungai di lokasi survei seismik 2D Tanjung Barat, remote area dengan tantangan topografi disertai litologi keras pada survei seismik 2D Sangatta Batu Utak, kami optimis dapat menyelesaikan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan," lanjut Novy.
Terkait pelaksaan pekerjaan di era "new normal", Eksplorasi Pertamina EP berkomitmen untuk terus menjalankan protokol pencegahan dan pengendalian covid-19, berkolaborasi dengan HSSE PEP, Field Sangatta Asset 5 PEP, Field Tanjung Asset 5 PEP, dan Dinas Kesehatan setempat.
"Dalam pelaksanaan pekerjaan survei seismik, kita telah menerapkan berbagai ketentuan terkait protokol kesehatan yang di antaranya pengecekan personil melalui Rapid Test maupun PCR Test, penerapan proses karantina atau isolasi, penerapan prosedur tanggap darurat, serta Penerapan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk seluruh pekerja mulai dari level Supervisor hingga kru di lapangan" papar Novy.
Novy menambahkan Hasil kedua survey ini nantinya diharapkan dapat mengkonfirmasi potensi subsurface yang ada, baik di area Sangatta Batu Utak ataupun di Tanjung Bagian Barat, sekaligus mengakselerasi upaya temuan cadangan baru yang signifikan di wilayah Pertamina EP Asset 5.**