Jakarta, 13 Desember 2021 – Peringati hari Disabilitas Internasional di tanggal 3 Desember, PT Pertamina (Persero) turut mendukung kepedulian difabel dengan pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UMK) melalui Program Pendanaan UMK. Seluruhnya dibina serta didampingi hingga menjadi UMK naik, tangguh, dan memiliki daya saing.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fajriyah Usman menjelaskan, Pertamina tidak pernah pandang bulu dalam memberikan pembinaan kepada UMK. Bahkan, mendorong untuk para mitra binaannya dapat menerapkan usaha berbasis sociopreneur salah satunya dengan memberdayakan para difabel.
“Kondisi UMK mitra binaan Pertamina cukup variatif. Tidak hanya banyak UMK yang memberdayakan penyandang disabilitas, namun tidak sedikit pemilik UMK tersebut yang dalam kondisi istimewa. Namun, semangat mereka dalam berjuang untuk keluarganya dan membantu sesama patut diacungi jempol,” ujarnya.
Salah satu penerima manfaat Program PUMK tersebut adalah Nurjannah. Pemilik UMK Batik Mayana yang berbasis di Kota Ternate ini terbilang cukup istimewa. “Kondisi saya dan suami difabel. Namun saya ingin belajar usaha, akhirnya mulai tahun 2013 bergerak dibidang kuliner. Banyak teman yang penasaran, bagaimana bisa dengan kondisi seperti saya bisa menjalankan usaha. Akhirnya saya pun membuat pelatihan untuk para penyandang disabilitas,” terang Jannah.
Seluruh pelatihan itu diberikan secara cuma-cuma, tanpa memungut biaya sepeserpun kepada para peserta. Hingga akhirnya, ia pun mendirikan Lembaga Pendidikan Keterampilan Khusus yang diperuntukkan bagi para penyandang disabilitas, anak putus sekolah, dan para janda. “Seluruhnya kita bimbing hingga mampu membuat usaha sendiri dan mandiri,” imbuhnya.
Hingga kini, terdapat sekitar 34 orang pekerja yang ikut membantu usahanya. Sebanyak 32 orang di antaranya merupakan penyandang disabilitas. Kondisinya pun berbeda-beda. Namun, Jannah dapat mengatur dan memberikan porsi yang sesuai untuk orang-orang yang membantunya tersebut. “Mereka sangat bersemangat dan produktif dalam bekerja,” ujarnya.
Selain itu juga ada Sri Sunarti. Mitra binaan Pertamina pemilik usaha Iwatik ini menjalankan bisnisnya dibantu 5 orang pekerja difabel. Usahanya pun terus mengalami kemajuan. Toko Iwatik berlokasi di Jalan RE Martadinata No. 31 Balikpapan Tengah Kalimantan Timur. Produk batik tulis dibanderol dengan harga Rp600 ribu untuk 2 meter. Kemudian batik printing Rp 75 ribu per lembarnya.
Kini, usahanya bukan hanya sekedar mencari keuntungan semata. Namun juga berbagi ilmu dengan membuka kelas membatik yang digelar di Balai Latihan Kerja (BLK) Balikpapan Tengah. “Bersyukur menjadi mitra binaan Pertamina. Alhamdulillah permintaan batik lancar, dan semakin banyak orang yang mau belajar membuat batik khas Kalimantan,” tambah Sunarti.
Menurut Fajriyah, melalui Program PUMK, Pertamina ingin senantiasa menghadirkan energi yang dapat menggerakkan roda ekonomi. Energi yang menjadi bahan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan. Serta berupaya terus mendorong setiap mitra binaan menjadi UMK naik kelas dan Go Global.
Pertamina juga senantiasa mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) point 8 terutama dalam memberikan kesempatan kerja yang produktif, dan menyeluruh serta layak untuk semua, serta implementasi program-program berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh wilayah operasionalnya. Hal ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Lingkungan dan Sosial (TJSL), demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat.**