Denpasar, 23 Agustus 2023 – Tiga pesepeda Indonesia mengikuti ajang bersepeda jarak jauh tertua di dunia Paris-Brest-Paris (PBP) 2023, di 20 Agustus lalu. Yang menarik dari tiga pesepeda Indonesia ini adalah mereka menggunakan sepeda berbahan dasar bambu, yang merupakan bagian dari Kampanye Global Sepeda Bambu Indonesia, program bersama Pertamina, Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) dan Spedagi.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menyampaikan partisipasi pesepeda Indonesia ini merupakan bagian dari Kayuh untuk Bumi, guna memperkenalkan produk inovatif bambu dan mendorong percepatan adopsi green mobility dan green energy di Indonesia.
"Ketiga pesepeda ini menjajal ketangguhan sepeda bambu dalam ajang global, dan memperlihatkan dukungan kuat Pertamina dalam upaya menekan emisi karbon melalui ajang tersebut,”, ujar Fadjar
Paris-Brest-Paris (PBP) Pertama kali diselenggarakan pada tahun 1891, saat ini berkembang menjadi event global yang menjadi impian para randonneur (goweser jarak jauh) dari berbagai belahan dunia.
PBP menerapkan aturan self-supported (swadaya) sehingga para peserta tidak boleh menerima bantuan apa pun dari pihak luar selama menempuh perjalanan. Berbagai kesulitan yang muncul, termasuk kerusakan sepeda, harus ditanggulangi secara mandiri oleh para peserta. Peserta juga harus mengatur irama dan kecepatan mereka agar mampu menyelesaikan rute 1200 Km sebelum waktu maksimal 90 jam terlewati.
PBP juga dikenal sebagai salah satu ajang turing sepeda paling bergengsi di dunia. PBP tahun 2023 kali ini akan diikuti sekitar 6000 orang.
Terkait dengan bambu Indonesia, saat ini YBLL bersama Spedagi sedang merancang sepeda bambu yang bisa diproduksi dalam skala besar dengan harga yang terjangkau untuk mendorong gerakan bersepeda ke sekolah bagi para siswa di pedesaan Indonesia.
Monica Tanuhandaru, Ketua YBLL menyampaikan Sepeda bambu adalah momen yang tepat untuk memperkenalkan potensi bambu Indonesia ke dunia. "Keberadaan sepeda bambu di ajang Paris Brest Paris merupakan momen yang berpotensi untuk mempercepat transisi energi Indonesia,” pungkasnya.
Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.