Jakarta, 3 Oktober 2019 – Pertamina dan PLN sepakat membentuk joint venture dalam bisnis kelistrikan berbasis gas, LNG dan energi terbarukan, baik di dalam maupun di luar negeri. Kesepakatan tersebut dijalankan oleh anak perusahaan masing-masing, yakni PT Pertamina Power Indonesia (PPI) sebagai anak usaha Pertamina dan PT Indonesia Power (PI), anak usaha PLN.
President Director PPI, Ginanjar, menyampaikan bahwa kerjasama kedua anak perusahaan BUMN ini merupakan perwujudan mimpi untuk mengoptimalkan human capital Indonesia sekaligus meningkatkan expertise dan capabilities anak bangsa.
“Sebagai perusahaan nasional, tentunya hal ini menjadi kewajiban moral kami untuk selalu melakukan percepatan proses transformasi technology, knowledge dan skill, serta peningkatan expertise, dan capabilities agar Indonesia bisa mandiri. Bisnis kelistrikan merupakan teknologi yang tentunya sangat bisa ditangani sendiri oleh anak bangsa,” ujar Ginanjar, seusai penandatanganan kerjasama antara kedua perusahaan, di Jakarta, Kamis (26/9).
Selain sepakat membentuk joint venture di bisnis kelistrikan, imbuh Ginanjar, kedua belah pihak juga sepakat kerjasama dalam bidang operation & maintenance (O&M) maupun sebagai pengembang independent power producer (IPP) berbasis gas atau LNG dan energi baru terbarukan.
Sementara itu, Direktur Utama IP, Ahsin Sidqi, menambahkan bahwa dengan pengalamannya yang luas dan jam terbang yang tinggi dalam bidang O&M pembangkit listrik, maka tentunya akan memberikan jaminan operasional yang handal dan nilai tambah berupa competitiveness, bagi proyek-proyek pembangkit yang saat ini sedang dikembangkan oleh PPI, dan tentunya proyek-proyek yang akan dikembangkan bersama.
Bagi IP sendiri, hal ini selain menjadi ajang untuk mengintroduksi ekspertise yang sudah dimilikinya, juga merupakan kesempatan yang baik untuk mengembangkan expertise IP di proyek pembangkit dengan skala lebih besar dan teknologi terkini yang terus berkembang yang tentunya akan menjadi kebanggan bangsa.
PPI saat ini sedang melaksanakan pengembangan pembangkit listrik, di antaranya pembangkit listrik bertenaga gas dan uap (PLTGU) Jawa-1 1760MW yang sedang dalam tahap konstruksi dan akan mulai beroperasi pada tahun 2021, PLTGU Bangladesh 1200MW yang sedang dalam tahap pengembangan, pembangkit listrik bertenaga surya (PLTS) Badak 4MW , pembangkit listrik bertenaga biogass (PLTBG) Sei Mangkei 2.4MW, serta proyek-proyek pembangkit listrik energi terbarukan dan energy creative lainnya, termasuk electric vehicle dengan beberapa first class partners.
Ginanjar lebih lanjut menyampaikan bahwa kerja sama pengelolaan proyek-proyek melalui sinergi kedua anak perusahaan BUMN tersebut, bukan hanya memberikan keuntungan dalam pengembangan human capital dan teknologi expertise saja, namun juga memberikan keuntungan ekonomis yang di-create oleh terjadinya Indonesian circulated capital flow, yang pada akhirnya akan memberikan economic multiplier effect. ***