Jakarta, 9 November 2022 – Jelang perhelatan puncak Konferensi Tingkat Tinggi Government 20 (KTT-G20), Task Force Energy, Sustainability and Climate Business 20 (TF ESC-B20) menyatakan telah siap mengawal 3 (tiga) rekomendasi yang telah melalui pembahasan intensif oleh 152 peserta dari 25 negara perwakilan.
Ketiga rekomendasi final dari TF ESC-B20 yakni meningkatkan kerja sama global melalui 3 agenda besar. Pertama, mempercepat transisi ke penggunaan energi berkelanjutan dengan mengurangi intensitas karbon dari penggunaan energi. Kedua, memastikan transisi yang berkeadilan dan terjangkau dan ketiga, meningkatkan akses dan kemampuan konsumen untuk mengonsumsi energi bersih dan modern.
Rekomendasi yang dihasilkan tersebut merupakan jawaban atas tiga isu utama transisi energi yakni : pertama, pengembangan teknologi untuk meningkatkan capacity building di berbagai negara. Kedua, meningkatkan nilai yang akan menarik akses investasi dan pembiayaan melalui skema green financing. Ketiga, mengembangkan kemitraan dan kolaborasi khususnya bagi UMKM yang merupakan penyokong pertumbuhan perekonomian di negara-negara berkembang.
"TF ESC-B20 adalah salah satu Satgas yang paling antusias dalam B20. Kami menerima ratusan komentar dan masukan hingga dapat dicapai tiga rumusan rekomendasi final," kata Nicke Widyawati, Chair TF ESC-B20.
Menurut Nicke, dalam melaksanakan tugasnya, TF ESC-B20 memastikan bahwa tiga rekomendasi yang telah disusun sejalan dengan target Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya yang terkait dengan tujuan-tujuan sebagai berikut : No Poverty (1), Good Health & Well-Being (3), Affordable & Clean Energy (7), Decent Work and Economic Growth (8), Industry, Innovation dan Infrastructure (9), Sustainable Cities & Communities (11), Climate Action (13), Life Below Water (14) Partnership for The Goals (17).
TF ESC-B20, kata Nicke, menilai bahwa dunia usaha berperan penting dalam mewujudkan transisi energi. Memberikan masukan kepada Pemerintah pada negara anggota G20, serta menjadi katalis yang akan mengakselerasi transisi energi melalui aksi-aksi bisnis yang konkret.
Sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke juga mendorong Pertamina group untuk terlibat aktif dalam berbagai program transisi energi. Beberapa kerja sama telah dilakukan oleh Pertamina Group dengan perusahaan-perusahaan global, khususnya terkait dengan dekarbonisasi serta pengembangan proyek-proyek rendah emisi.
"Pertamina sebagai BUMN Energi terbesar di Indonesia telah menunjukkan kontribusinya dalam mendukung komitmen Pemerintah untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca sebagaimana yang tertuang dalam Paris Agreement, di mana pada tahun 2021 telah berhasil menurunkan 29% emisi karbon dari kegiatan usahanya dari hulu sampai hilir. Dengan pencapaian tersebut, pada aspek ESG tahun 2022 ini Pertamina menduduki peringkat ke 2 secara global pada sektor Integrated Oil & Gas company," pungkas Nicke.